Rabu, 17 Desember 2008

Mengapa tidak bersyukur?




Jogja memang indah. Apalagi dilihat dari ketinggian saat-saat matahari mulai sembunyi. Lampu-lampu mulai berpendar seperti kunang-kunang berlarian.
Ditemani jagung bakar yang disajikan mbak-mbak di pinggir jembatan, ditiup nafas sejuk pegunungan, ah, apalagi yang kucari?
Apalagi duduk di sebelah gadis ayu baju biru, dan si mas yang sedang memangku si adik. Alhamdulillah, hidup begitu sempurna. Dan harus disyukuri. Apalagi yang harus kukejar? Tidak ada!
Proposal yang harus disusun? Lupakan!
Laporan yang hampir deadline? Ah, sudah biasa!
Mahasiswa yang sering menjengkelkan? Anggap saja intermezo!
Kuliah yang sering bolong? kan ada 20% jatah bolos!
Tugas presentasi yang gak beres? Masak sih? Ok aja kok.
Koreksian yang bertumpuk? Kan ada asisten!
Didholimi orang? Malahan berkurang dosa kita.
Sms gak dibalas? Paling pulsanya abis!
Marcella masuk penjara? Kan cuma sementara.
Orang dilempar sepatu?Kan malah makin terkenal, sampai dibuatin game.
Hehehe.....
Life is beautiful.....
So, mengapa kita tidak bersyukur mulai dari sekarang?

Label: ,

Jumat, 12 Desember 2008

Just for you

Just for u – Richard cocciante


I can't stay now and just wait now, my hands then go so impatient

many things I've got to do now for the first ray of the morning.

Though she play in peaceful chamber, sleep to me just doesn't come

when she wake I have to tell her everything I have to say.

And the night so dark inside me makes me finaly understand

where the love that she has given me, she can light the sky forever.

It's the way she give so freely, it's the way she takes my hands,

I just ask the sun shine brightly got to see her smile again.

Then I sing a song I've writen and I'll make the whole world listen

in the silence just for you, like no one has ever heard.

And I wake up all the lovers and I give them back for hours

and we'll do the things we wanted the way that lovers do.

And we'll run into the street and we'll start to dance like crazy

cos she want only to feel joy in the love she gives and needs.

And we'll paint the street and building, rainbow color everyone

those she wants, colors to sing, and we'll paint full fill with flowers,

make the street alive with spring, make a place where lovers go,

fly away like lovers do. Then we'll fly into the sky and we'll look into the stars

and our stars return the hole world, the love we have, we are,

the love we share is sweet the love we know is real, that love is not to dream but last,

we know that alone Because you love and my begin without dreaming all begin,

and the love that you have give return to us to win

cos your love for me is not begining and the end your love for me,

forever, you love for me forever....

(lagu yang sangat menyentuh........)

Label:

Kamis, 11 Desember 2008

Teman?

Ada seorang teman. Kepada siapa saya curahkan rasa terima kasih saya.

Teman ini sangat ringan tangan. Penuh perhatian, bahkan sampai ke masa lampau yang telah terlupakan. Selalu siap membantu, bahkan saat tidak diperlukan.

Saat-saat hidup saya datar membosankan, dia datang dengan cerita segar. Dan hujanpun datang dengan kilat menggelegar. Habis hujan, merekah pelangi yang membuat hidup penuh warna. Tidak cuma merah, hijau, kuning, ada juga yang hitam kelam.

Terimakasih teman, atas hitam yang kau berikan..
Apakah hitam saya sekarang akan memberikan putih di masa depan?

Label:

Selasa, 09 Desember 2008

Termodinamika Cinta?

Ada seorang teman, kepada siapa saya menitipkan surga impian.

Teman itu datang saat lelah mendera raga, saat sakit menyiksa jiwa, saat hidup tak lagi menawarkan asa. Serasa tak ada oksigen bisa dihirup dan tak ada dihidrogen oksida yang bisa ditelan. Warna-warni cahaya pada panjang gelombang tertentu yang biasa terlihat indah, untaian not-not yang biasanya terdengar syahdu jadi hilang tak berbekas. Musnah dalam hitungan detik. Hanya karena ada satu leaving group yang hilang, meninggalkan orbital kosong di hati. Membuat saya menjadi karbokation yang tidak stabil. Hidup hanya seperti gerak refleks tanpa bisa dikendalikan.

Berbilang bulan merayap begitu lambat. Tingkat energi merambat naik. Saat itulah sang teman datang. Tersenyum. Santai, seolah hidup begitu mudah, seolah tak ada keputusan penting yang harus diambil.
“Kau yang salah,” simpulnya saat dengan menggebu saya katakan betapa hidup sangat tak seimbang.
Enak saja. Saya tak butuh seorang jaksa, apalagi hakim. Mereka semua tak berguna. Untuk apa bersinergi dengan mereka. Saya lebih suka sendiri dalam ekosistem yang semakin menyempit. Tak peduli pada esok yang tak lagi kuharapkan.

Sang teman datang lagi. Tersenyum. Santai, seolah tak pernah membuat kesalahan dalam suatu reaksi. Kali ini dia membantu menyelesaikan tugas-tugas yang selama ini terbengkalai. Tanpa kata. Tanpa bisa saya tolak. Semua berjalan dalam diam. Walau akhirnya semua tugas terpenuhi, tapi duniaku masih sepi dan gelap.

Kali lain sang teman datang lagi. Tersenyum, tertawa, menawarkan cermin dan lampu pada saya. Berlama-lama saya renungi pemberiannya, bertanya-tanya apa maksudnya. Makin saya pandang, cermin itu semakin jelas, lampu itu memberikan setitik cahaya. Nampaklah semua yang ada di latar belakang. Samar-samar muncul cahaya yang semakin benderang. Menerangi gelapku.

Saat sang teman datang lagi, saya sudah bisa tersenyum. Dan tingkat energipun menurun. Tak terasa, ternyata lone pair elektron yang dia tawarkan sudah membentuk ikatan kovalen. Membentuk kestabilan. Hidup ternyata tak seburuk yang saya bayangkan. Sisa badai ternyata membawa kesejukan. Dan gelappun jadi benderang jika dihadapi dengan senyuman.

Sekarang, teman itu tak pernah pergi lagi. Dialah yang menerangi saat gelap. Memayungi saat hujan. Menyejukkan saat panas. Menawarkan pundak saat kelelahan. Dan mencari restoran saat kelaparan………

Tak terasa, hampir 20 tahun bersamanya. Teman, kepada siapa saya mempercayakan surga. Karena tanpa ridhonya, pintu surga akan tertutup buat saya.

Apakah anda sudah faham, bahwa cinta yang memerlukan energi aktivasi yang tinggi, waktu reaksi yang lama, akan menghasilkan kestabilan yang manstab? Apakah anda setuju bahwa ternyata cinta saya terkontrol secara termodinamika?

Label: ,

Jumat, 05 Desember 2008

Maryamah Karpov?

Tentu anda tahu siapa cik Maryamah Karpov? Bahkan sejak berbulan lalu telah anda nanti-nantikan kehadirannya. Dia anak keempat dari empat bersaudara kelahiran Belitong, dari tangan dingin sang maestro Andrea Hirata. Keempatnya termasuk di antara 10 buku terlaris tahun 2008 versi tabloid Bintang Indonesia.

Hampir setiap mampir ke toko buku, tak lupa nengok dulu apa si bungsu sudah tersedia di pajangan. Walaupun sudah dibilang oleh si empunya, terbitnya akhir tahun ini, tapi jangan-jangan Andrea mau bikin kejutan dengan rilis lebih cepat dari yang dijanjikan. Khusnudzon boleh aja kan?

Ini bukan resensi buku, bedah buku, analisis buku dan sederet nama keren lain. Bukan. Tak berani saya meresensi buku. Emang siapa saya? Berani-beraninya mau bikin resensi buku segala. Ini cuma kumpulan pertanyaan sebelum, selama dan sesudah membaca Maryamah Karpov. Jawabannya? Terserah anda!

Sebelum Maryamah Karpov dirilis, rasanya seperti menunggu hadirnya serial harry potter dulu. Deg-degan, menduga-duga jalan cerita. Ada banyak pertanyaan yang timbul tenggelam berputar-putar di kepala. Apakah ini Maryamah Karpov yang itu? Yang pinter main biola? Yang tak terkira miskinnya? Yang dibantu mencari rejeki oleh Ikal dan Arai? Apa dia akan jadi pemain biola sekaliber Idris Sardi? Apa dia akan menikah dengan Ikal? Atau Arai? Apa dia akan berkontribusi dalam metamorphosis Ikal? Apa dia menikah dengan orang Rusia? Apa dia pintar main catur? Apa dia pintar main biola sambil bermain catur? Dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan lain yang gak mutu, karena memang imajinasi saya tidak sekompleks para penulis hebat. Begitulah, pertanyaan itu terus bertambah sampai akhirnya datanglah si buku keempat, tertata rapi di toko buku langganan.

Dimulailah perjuangan untuk mendapatkan buku itu. Baru sampai di parkiran, semangat mulai memuai melihat banyaknya kendaraan yang di parkir. Ratusan motor dan mobil bertumpuk berebut lahan. Sampai di dalam, hampir tidak ada tempat kosong untuk lewat. Untung tidak semuanya ingin beli tetralogi Laskar Pelangi hehe… Akhirnya dapat juga tu buku setebal hampir 3 senti setelah antri kira-kira satu jam.

Lembar pertama….

Bibir sudah membentuk senyuman.

Lembar kedua, paragraph pertama….

Senyum mulai melebar….

Paragraf kedua, suara-suara aneh mulai terdengar dari tenggorokan…

Lembar berikutnya mulai membuat perut sakit dan mata perih karena tertawa dan menangis…

Tetapi nanti dulu, tetap saja pertanyaan belum terjawab. Mana si Maryamah? Mimpi-mimpi Lintang? Mana si Lintang? Lembar demi lembar terlewati, tapi cik Maryamah belum keluar juga. Akhirnya setelah hampir separo buku kubaca, keluar juga nama itu di warung kopi yang namanya tak boleh dikenang.

Wah, mulai hebat ini ceritanya, pasti si Cik Maryamah sedang menyiapkan manuver untuk menghebohkan buku keempat ini. Kuteruskan membaca dengan semangat makin meningkat, adrenalin berpacu, keringat menetes…halah… Lha, kok hilang lagi, kemana dia? Cuma berapa lembar ada namanya? Saya kira Andrea akan menceritakan Maryamah seperti dia menceritakan Arai, sang pahlawan.

Ternyata………..

Selesai membaca buku, timbul lagi pertanyaan gak mutu yang lain. Mengapa ya judul buku keempatnya sudah ditulis duluan di buku terdahulu? Mengapa tidak menjadi rahasia saja? Seperti Harry Potter misalnya? Mengapa kalau judul Harry Potter disembunyikan dulu saya jadi penasaran dan sering browsing hanya untuk mencari bocoran judul apa yang akan dipakai JK Rawling di jilid berikut? Dan mengapa misteri *apa judul buku berikut* jadi sesuatu yang lebih menarik? Lagipula bukankah kalau judul disebut duluan, akan membuat peluang munculnya isomer-isomer Maryamah Karpov yang lain? Yang bahkan bisa terbit mendahului enantiomernya? Ah, saya memang jarang puas setelah membaca buku.

Yang jelas, tetralogi Andrea tetap buku terbaik yang pernah saya baca selama ini. Yang bahkan ketika saya baca berulang-ulang tetap seindah saat pertama kali membacanya. Apa anda mau menjadi orang yang terakhir membaca Maryamah Karpov? Jika iya, maka sesungguhnya anda adalah orang yang merugi.

Label: ,

Rabu, 03 Desember 2008

Kinetika Cinta?

Kinetika? Cinta? Emang ada hubungannya yah? Saya bukannya dewi amor yang paham segala macam cinta. Saya cuma bertanya-tanya saat lihat inpoteinmen di tipi yang sering menampilkan putus-sambungnya suatu ikatan dalam percintaan. Jangan-jangan cinta ada mekanismenya? Ada kecepatan reaksinya? So, sori deh kalo titlenya agak aneh, saya kan emang aneh.

Cinta selalu menarik buat diamati bukan? Cinta itu universal, kayak indikator pH aja, berarti ada 14 macam dong. Tapi disini tidak akan dibahas tentang macam-macam cinta, tapi tentang kinetikanya, kecepatan reaksinya. (kalo ada yang tidak "dong", pakailah kamus kimia.... *kabur*)

Slank bilang "Pandangan pertama awal aku berjumpa". Itu adalah cinta yang dikendalikan secara kinetika. Energi aktivasinya rendah, sehingga waktu yang dibutuhkan juga sedikit. So tanpa perlu usaha yang keras cinta dah didapat. Hanya perlu kedip-kedip dikit, setangkai bunga, sekotak coklat, sedikit bisikan, sms rayuan pulau kelapa maka si dia masuk dalam pelukan.
Peace of cake?

Bwt anda yang belum dapet soulmate, cinta macem ini bisa dipertimbangkan lebih jauh. Karena energi aktivasinya rendah maka tingkat kestabilannya kurang, energinya masih tinggi. Jenis ini banyak kekurangannya. Cinta kilat, membuwat kita belum bisa mengenal lebih jauh senyawa yang menyusun si dia sampai ke tingkat kulit yang terdalam, ke unsur-unsurnya. Maksude kita mesti kenal dulu sifat-sifat si dia, lingkungannya, social approachnya, keluarganya, rekeningnya....hehehe...
Kalo tidak, kita bisa terjerembab ke dalam pusaran yg tidak diketahui jalan keluarnya. Jangan jangan sifatnya mengerikan getoo, kleptomania, insomnia, amnesia, pokoknya semua nyang pake ia-ia. Keluarganya, silsilahnya juga penting. Kalo ternyata si dia keponakan Sumanto gimana coba? Bisa-bisa habis kita dibikin hidangan pesta sama keluarganya. Selidiki dulu apakah dia punya lone pair electron yang bisa disumbangkan pada orang lain tanpa setahu kita.

Jadi intinya, kenalilah dulu apa eh siapa nyang mo dijatuhin cinta. Pelajari kondisi reaksi, kalisator dan medianya supaya didapat chemistry yang pas dan tidak menyesal kemudian. Dari kajian pustaka yang pernah dipelajari, cinta kilat selalu kilat juga putusnya. Kalo gak percaya? Liat aja Tyas Mirafsih.....

Apakah anda sudah paham betapa cintapun ternyata ada kinetikanya?

Label:

Mungkin Saatnya?

Aku menekan kepalaku yang terasa pusing. Namaku Mia, sejak kecil kesehatanku memang lemah. Sekarang aku mengidap leukimia. Penyakit yang mengerikan bukan?
Tak jarang aku pergi ke negara-negara tetangga, Singapura atau Malaysia, bukan untuk berlibur-aku tidak punya waktu untuk itu- tapi untuk berobat.
Mungki sepanjang hidup ini aku sudah menelan puluhan atau ratusan-mungkin ribuan- obat dari yang sirup, pil, tablet, kapsul yang beraneka warna dan rasa.
Oleh karena itu aku sering mual dan tak jarang aku muntah. Tapi aku tidak mengeluh. Sebab kata Nana mengeluh hanya membuat tambah sakit. Jadi aku tidak menggerutu ketika aku harus keluar masuk atau gonta ganti rumah sakit.
Oh iya, Nana adalah pengasuh ku. Dia merawat ku sejak Mama meninggal kan ku untuk selama nya ketika aku msih kecil dulu. Dia sudah tua sekali. Mungkin 100 tahun-kata Papa umur Nana 60 tahunan- tapi dari wajah nya masih terlihat bekas bekas kecantikan dikala dia masih muda dulu.
Papa terlalu sibuk dengan pekerjaan nya, aku bahkan lupa terahir kali Papa memakai baju selain setelan jas nya. Tiap hari Papa berangkat sebelum aku bangun dan belum kembali kketika aku beranjak tidur.
Di rumak sebesar ini aku merasa kesepian. Hanya ada aku dan Nana. Mungkn beberapa pelayan, koki atau satpam. Tapi sama saja sih, karena aku juga jarang di rumah. Aku sering menghabis kan waktuku dirumah ke duaku. Rumah sakit.
Sampai SMP ini aku masih belum mencicpi rasa nya masuk sekolah umum. Karena kesehatan ku tidak memungkin kan untuk itu. Walau aku muak terus-terusan home schooling. Gurunya menyebalkan dan membosankan.
Tapi tahun ini berbeda! Aku diperbolehkan bersekolah di SMP negeri biasa! Dengan teman dan guru-guru yang biasa. Aku mendapatkannya dengan susah payah. Setelah teriakan teriakan Papa, teriakanku, berliter-liter air mata Nana, akhirnya papa mengizinkanku.
Besok adalah hari pertamaku di sekolah. Walau aku memang tertinggal mungkin beberapa pelajaran. Tapi aku akan menyesuai kannya.
Kini aku menyiapkan peralatanku sekolah. Tapi.. kepalaku kembali berdenyut sakit. Beberapa helai rambutku mulai berjatuhan. Aku terduduk tanpa sadar. Tapi yang ada dipikiranku hanya satu. Jangan sampai Nana melihatku dalam keadaan seperti ini. Bisa-bisa aku tidak jadi sekolah.
Aku bangun sekali. Karna ini adalah hari yang aku tunggu-tunggu. Aku mengecek ke-100 kalinya. Melihat apa semuanya sudah kubawa. Tapi aku melihat sesuatu yang aneh. Ada benda baru dalam tas ku. Benda yang dibungkus oleh plastik warna hitam. Tanpa kubuka aku sudah tau isi nya.
Bungkusan itu aku buang langsung ke tong sampah. Untuk menjadi anak normal aku tak perl capek-capek minum obat. Aku keluar dari kamar dengan senyum mengembang.
Di meja makan sudah ada segelas susu ekstra besar, roti isi dan obat lagi. Aku menghabis kan setengah gelas susu dan roti isi. Aku memandang obat-obatan yang beraneka warna dan bentuk itu. Kugenggam dan kutelan. Tanpa air dan tanpa ekspresi bahwa aku membencinya. Nana memandangku. Butiran bening menetes dari mata nya. Aku mendekatinya dan memandang Nana. Kuhapus air mata yang tersisa dari matanya. Aku tersenyum.
” Kenapa Nana?”
” Ga ada apa-apa sayang”
” Nana jangan nangis”
Nana tidak menjawab dia tersenyum dan membantuku berdiri mengantarku menuju mobil.

” Halo?” suara Papa di seberang sana.
” Pak, gawat Pak” suara Nana tercekat.
” Kenapa Na?” Papa mulai khawatir.
” Harusnya Mia tidak sekolah. Tadi keterangan dokter datang......”

” Namaku Ramia Survia” kataku agak gugup.
”Panggil aja Mia” lanjutku lagi
”Mia silahkan duduk di sebelah Zival di sebelah sana.
Aku menurut. Saat aku berjalan kepalaku terasa pusing.
”Hai nama ku Zival” kata seseorang di sebelahku.
” Mia” sahutku pendek. Bukan karena aku sombong atau apa. Tapi rasa sakit ini benar-benar menusuk kepalaku.
”Mia kenapa mukamu pucat banget” Zival bertanya heran.
Ya Tuhan benarkah? Aku menunduk. Banyak rambut berjatuhan di mejaku. Kepalaku menjadi sakit. Sakit sekali. Semua menjadi gelap.


Mataku terasa kabur. Lambat laun terasa jelas aku ada di mana sekarang. Ruangan ini terasa akrab dengan mataku. Aku ada di rumah ke duaku. Di rumah sakit.
Di sampingku ada Nana yang tengah menangis. Kenapa Nana menangis ya? Padahal biasanya dia senang kalau aku sudah sadar atau bergerak sedikit saja. Aku bergerak mendekatinya. Mencoba untuk menyentuhnya. Tapi kenapa Nana tak bisa disentuh? Tanganku menembus kulitnya yang keriput.
Dan aku baru sadar. Nana tidak sedang menangisiku. Tapi anak di sebelah sana. Anak yang wajahnya tertutup kain putih di sebelah sana.
Aku tersentak kaget saat menyadari siapa anak itu. Anak itu... adalah aku!! Tidak! Tidak mungkin aku udah mati. Papa datang dengan mata sembab diikuti dokter di belakang nya.
”Apakah tidak ada yang bisa dilakukan untuk Mia”
”Maaf Pak... semua usaha telah kami lakukan namun....”
kata kata dokter tidak aku dengarkan. Nana makin menangis keras.
Ingin aku menghapus butiran air mata di pipi Nana. Tapi lagi lagi aku gagal.
Papa mendekati jasadku
”Sampai kan salam Papa untuk Mama di sana Mia sayang” bisik nya terisak.
Papa...
Tiba-tiba tubuhku terasa terangkat. Aku melayang ke atas, terus hingga menembus atap rumah sakit.
Aku berbisik
”Selamat tinggal Pa.. Nana. Maafkan segala kesalahan Mia”
dan aku ke atas. Entah menuju kemana.
(ditulis oleh anakku FR. Azzizah)

Label:

Selasa, 02 Desember 2008

Mengapa yanni's question?

Mengapa saya merasa perlu untuk punya blog?
Apa karena dirasa kurang media untuk mencurahkan kalimat-kalimat yang berputaran di kepala?
Apa gunanya punya blog?
Apa karena berfungsi untuk mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan saya?
Kalo sudah punya blog, apa pasti dengan rutin saya isi?
Memang harus rutin ya?
Jadi apakah anda sudah paham mengapa blog ini bernama yanni's question?

Label: